Kamis, 21 Oktober 2010
FENOMENA: ANARKISME MASSA
Hampir setiap hari, warta berita berisi kerusuhan, bentrokan, demo anarkis, perang antar suku, tawuran dan sebagainya. Kok sering sekali anarkisme semacam ini terjadi di masyarakat yang nota bene beradab dan berpendidikan. Saya coba analisis ‘Penyebab’ anarkisme massa makin sering terjadi akhir-akhir ini.
Kekecewaan dan Kemarahan masyarakat
Masyarakat kecewa dan marah terhadap otoritasnya sehingga mereka berdemo memprotes kebijakan pemerintah, lalu merusak sarana prasarana umum yang notabene milik negara. Masyarakat tidak merasakan puas dengan kinerja pemimpinnya.
Masyarakat Indonesia Makin Kritis dan Cerdas
Jika zaman orde baru dan orde lama masyarakat tunduk dan taat kepada yang diatas, tidak dengan masa sekarang. Masyarakat sudah semakin cerdas dan kritis menanggapi apa yang terjadi di sekitarnya.
Banyaknya Or-Mas
Organisasi-Organisasi Masyarakat menjamur saat ini, sesuai dengan undang-undang kebebasan berserikat. Tidak salah ber-organisasi, tetapi apa gunanya jika organisasi-organisasi ini malah mengkotak-kotakan masyarakat dan akhirnya memicu bentrok antar ormas itu sendiri. Ormas yang saling tegang dan bertentangan prinsip, sering bentrok dan malah meresahkan masyarakat.
Peran Media
Prof. Sarlito Wirawan mengungkapkan dalam dialog di satu televisi swasta; “media secara tidak sadar menyajikan contoh anarkisme, yang akhirnya memanaskan suasana dan menjadi sebuah contoh untuk masyarakat yang menyaksikan…”.
Aparat Keamanan Hilang Wibawa
Entah kenapa pamor Kepolisian dan SatPol PP sekarang ini melorot. Masyarakat sudah tidak segan lagi dengan sosok pengayom masyarakat ini. Mungkin ada kekecewaan dan cap buruk terhadap instansi Polri dan Pamong Praja ini. Buktinya setiap ada kerusuhan (contoh peristiwa penggusuran makam mbah priok), massa sama sekali tidak gentar dengan polisi atau satpol PP bersenjata bahkan massa menyerang dan memukulo mundur aparat keamanan.
Kebebasan di Negara Demokrasi
Prinsip Demokrasi adalah kebebasan berpendapat, dengan cara apapun. Pada massa Orde Baru orang-orang yang kritis dan vocal dibungkam dan ditekan, sekarang mereka memanfaatkan ‘kebebasan’ ini untuk mengeluarkan pendapat mereka. Lalu masyarakat menjadi sering berdemonstasi, yang katanya adalah ‘wajar’ sebagai wujud pendewasaan demokrasi. Terkadang ‘kebebasan’ demokrasi menjadi ‘kebablasan’ (kelewatan).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar