Kamis, 30 September 2010

ISU TERKINI: KELOMPOK DUNIA MAYA


Teknologi internet yang berkembang pesat saat ini, seakan dunia ditangan kita. Sekarang War-Net (Warung Intenet) menjamur dimana-mana, siapapun bisa memanfaatkan fasilitas canggih ini. Mencari dan berbagi segala macam informasi dapat dilakukan dengan mudah. Selain itu, bersosialisai lewat dunia maya, juga telah menjadi fenomena saat ini. Situs-situs jejaring sosial ramai bermunculan.

Salah satunya situs jejaring sosial ‘Facebook’. Sesuai namanya, FB adalah tempat untuk sosialisasi, berinteraksi dan bertukar informasi. Dilihat dari kacamata psikologi kelompok atau sosial, ada relasi inter-personal dan juga intra-group. Walau memang hanya dalam bentuk maya. individu-individu (dalam hal ini adalah para Facebookers) tidak berinteraksi langsung satu sama lain.
Pengertian ‘kelompok’ sendiri, seperti pengertian kelompok yang dikemukakan oleh Mills (Shaw, 1979:8) menyatakan, “Just what are these small groups we are referring to? To put it simply, they are units composed of two or more persons who come into contact for a purpose and who consider the contact meaningful.” Dari apa yang dipaparkan Mills, kesimpulannya adalah titik berat dalam pengertian kelompok dilihat dari adanya purpose atau tujuan dan memandang kontak dalam kelompok adalah meaningful. Ditinjau dari berbagai sudut pandang teori psikologi kelompok, berkelompok didasari pada interaksi antar individu, satu tujuan, memiliki kecocokan, ada kebutuhan inklusi, kontrol, dan afeksi (Shaw,1979).
Homans (1950) juga mengemukakan definisi dari kelompok, yaitu: sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan sesama anggota secara langsung.
Interaksi dunia maya melalui facebook nampaknya sangat diminati. Berkelompok dan berinteraksi dalam dunia maya, sebenarnya kurang memenuhi kriteria teori kelompok diatas. Para facebookers jelas Tidak melakukan sebuah kontak langsung antar anggota. Ada sebuah ‘interaksi sosial berkelompok’ yang keliru. Dan nampaknya dunia maya (dalam hal ini Facebook) telah membuat esensi dari interaksi berkelompok menjadi bergeser.
  
Lain dulu lain sekarang
Dahulu yang namanya ‘berkelompok’ itu; kita saling kumpul, ngobrol langsung, tatap muka dengan muka, ada kekompakan terjadi.
Sekarang, berkelompok adalah komunikasi antara saya, alat komunikasi (handphone, komputer, dsb), dan teman sekelompok saya. Artinya, kontak langsung tidak harus terjadi.
Namun demikian, ‘bersosial dan berkelompok’ di dunia maya bukan berarti tidak dapat berlangsung baik. Bahkan hal ini jelas memudahkan kita dalam berinteraksi dan berkomunikasi, jarak yang jauh pun tak jadi masalah lagi sekarang. Hanya saja sebuah ‘kehangatan’ dari pertemanan langsung kurang dapat dirasakan di dunia maya. 

DINAMIKA KELOMPOK

Dinamika/dinamis (bahasa Yunani ‘dunamos’=‘pergerakan’) dan ‘Pergerakan’ terjadi karena adanya perlakuan/tingkah laku. Istilah ‘dinamika kelompok’ dipopulerkan oleh Kurt Lewin, seorang psikolog yang beraliran gestalt. Yang dimaksud dinamika kelompok, yaitu apa yang terjadi dalam situasi kelompok. Sesuai dengan alirannya, Lewin menganggap kelompok adalah sebuah ‘gestalt’, artinya apa yang terjadi dalam kelompok (dinamika) adalah sebuah system kesatuan yang tak terpisah. Jadi, Perilaku kelompok adalah kesatuan dari karakter individu (Personal) dan tak lepas juga dari factor lingkungan (Environtment).
Lewin mendesain rumus fungsi (matematik chartesius) untuk Perilaku Kelompok (Behavior=B) yang adalah derajat Karakter Individu (Personal=P), dan derajat Factor Lingkungan (Environtment=E).

B= f (P, E)

Tujuan mengetahui/menghitung dinamika kelompok adalah untuk dapat melihat bagaimana keadaan kelompok sebenarnya, dan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kelaziman kelompok, hukum-hukum perkembangan dan hubungan dengan individu, kelompok lain dan institusii yang lebih besar (Cartwright & Zander, 1968).

APA ITU ‘KELOMPOK’?



Secara bahasa (menurut kamus Bahasa Indonesia Modern); kelompok adalah beberapa (orang, benda, hewan) yang dijadikan satu. Namun pengertian ini masih sangat umum dan tidak berkonteks psikologi.
Kita perlu melihat pendapat dari beberapa tokoh:
-          Homans (1950)
kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan sesama anggota secara langsung.
-          Bonner (1959)
kelompok adalah sejumlah individu yang berinteraksi dengan individu lain.
-          Stogdill (1959)
kelompok adalah satu system terbuka dimana pola interaksi tersebut ditentukan oleh struktur system tersebut.
-          Cartwright & Zander (1968)
Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berhubungan sehingga saling bergantung pada derajat tertetu.
-          Forsyth (1983)
kelompok adalah dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi melalui interaksi sosial.

Dari beberapa pengertian diatas kita dapat menyipulkan Ciri Utama Sebuah ‘Kelompok’, antara lain:
-          Terdiri dari 2 individu (disebut anggota) atau lebih (tetapi juga tidak terlalu banyak)
-          Adanya saling interaksi antar individu tersebut (interaksi interpersonal)
Baron & Byrne (1979) menambahkan  bahwa kelompok memiliki 2 tanda psikologis, yaitu:
-          Adanya sense of belonging (rasa memiliki);
-          Tiap anggotanya saling bergantung (interdependensi).
Dan pastinya dalam berkelompok kita memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai bersama. Tujuan inilah yang akan menjadi ‘penggerak’ atau motivasi individu-individu dalam kelompok tersebut.


Kelompok yang baik, berhasil dan luar biasa; harus sehati, sepikir, setujuan melangkah bersama
(Anonim)

Analogi Sederhana: Lemari Psikologi Sosial dan Laci Psikologi Kelompok

Kita bermain imajinasi sedikit! Bayangkan di suatu ruangan ada sebuah lemari penyimpanan data-data yang cukup besar, terdiri dari kotak-kotak dokumen (laci). Mempelajari Psikologi kelompok diibaratkan dengan mengambil 1 kotak laci pembahasan ‘group processes’ dari lemari Psikologi Sosial, lalu kita membuka laci itu dan menyelidiki yang ada didalam laci tersebut.

(Lihat Gambar)

Psikologi Kelompok adalah ‘turunan’ dari psikologi Sosial. Psikologi kelompok mengambil 1 pokok bahasan dari Psikologi sosial, lalu psikologi kelompok ‘membongkar’ pokok bahasan itu secara lebih dalam dan fokus.

HUBUNGAN ANTARA PSIKOLOGI SOSIAL DENGAN PSIKOLOGI KELOMPOK



Jika kita pahami sepintas dari kata: ‘Sosial’ dan ‘Kelompok’, memang mempunyai kesamaan arti secara bahasa, yaitu mengacu pada ‘sekumpulan orang’. Walau demikian kedua hal tersebut memang tetap saja berbeda. Lalu bagaimana ilmu psikologi mempelajari 2 hal yang ‘hampir mirip’ ini? Apa perbadaan Psikologi Sosial dengan Psikologi Kelompok?. Nah, berikut inilah  pembahasannya.

Dilihat dari Definisinya
Menurut Sherif & Muzfer, Psikologi Sosial adalah cabang dari ilmu psikologi yang berkaitan dgn pengalaman dan perilaku individu dalam kaitannya dengan situasi stimulus sosial. (Sarwono & Meinarno, 2009)
Sedangkan Pengertian dari Psikologi Kelompok adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari perilaku kelompok. (Arishanti, 2005)
Secara sederhananya begini; Psikologi sosial itu mempelajari bagaimana kehadiran orang lain mempengaruhi individu dan/atau sebaliknya (individu dapat mempengaruhi orang lain). Nah, Kalo Psikologi kelompok; mempelajari hubungan atar individu dalam kelompok dan/atau hubungan kelompok dengan kelompok lain.

Dilihat dari Materi yang dibahas
Dalam Psikologi Sosial terdapat materi pembahasan mengenai “Group Processes”. Didalam Bab ini hal-hal yang dibahas antara lain: apa itu kelompok, kenapa orang mau berkelompok, keputusan kelompok, kepemimpinan dalam kelompok, konflik dalam kelompok dan/atau konflik antar kelompok, dan lain-lain.
Materi yang disebutkan diatas itu jugalah yang dibahas dalam Psikologi Kelompok, hanya saja pembahasan tersebut dibahas lebih lengkap dan mendalam lagi. Psikologi Kelompok diantaranya membahas mengenai jenis-jenis kelompok, proses dalam kelompok, produktifitas kelompok, dinamika kelompok dan lain sebagainya.

Jadi, kesimpulannya: Psikologi kelompok adalah ‘turunan’ dari psikologi sosial yang mempelajari lebih spesifik pada ‘kelompok’.

HARYO PURNOMO
PSIKOLOGI GUNADARMA
(29/09/2010)