Anda dapat bayangkan jika 5 orang turis dalam satu rombongan, mereka berangkat bersama dari Bandara Soekarno Hatta dalam 1 mobil sewaan. Tetapi ternyata mereka masing-masing mempunyai tujuan wisata yang berbeda-beda; ada yang ingin ke Monas, ada yang ingin berbelanja di Blok M, yang lainnya ingin Ke Kebun Binatang, ada pula yang berniat ke Pantai Ancol. Singkat cerita, ke-5 orang ini sulit mendapat kata sepakat; “Ancol lebih indah…”, “oh…monas lebih bersejarah”, “lho…kita harus berbelanja cinderamata di BlokM!”. Perdebatan tiada ujung dan menguras emosi pun terjadi. Yang lebih buruknya lagi mobil yang akan mengantar mereka pun tidak tau harus mengantar siapa dan harus kemana. 5 turis dan sopir itu hanya ribut memperdebatkan tempat tujuan; dan mereka tetap ditempat.
Kesulitan terberat seperti ilustrasi diatas adalah ketika menyatukan ambisi/tujuan/motivasi pribadi-pribadi anggota kelompok untuk dilebur menjadi suatu kesatuan tujuan kolektif kelompok. Tujuan bersama inilah yang menjadi target dan grand design dalam setiap pergerakan kelompok tersebut. Maka diperlukan suatu tujuan bersama atau kesatuan visi dalam sebuah kelompok, agar jelas kita akan mengarah dan bergerak ke mana.
Perlu digaris bawahi bahwa dalam sebuah kesatuan kelompok, tidak ada lagi ‘aku’ atau ‘kamu’ melainkan ‘kita’. Tidak ada lagi ambisi pribadi saya atau anda, tetapi yang ada haruslah TUJUAN KITA BERSAMA.
Ketika kita sehati, sepikir, setujuan….itu akan memudahkan kita untuk melangkah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar