“Demonstrasi menolak naiknya harga BBM, berakhir ricuh…”, “Suporter sepak bola terlibat bentrok dengan aparat…”, “Tawuran antar penonton dalam sebuah konser memakan korban…”. “Geng motor kembali meresahkan warga Bandung…”. Itulah beberapa topic Ketika kita melihat berita-berita diberbagai media. Kerusuhan, kericuhan, bentrokan, tawuran sering terjadi; dan hal tersebut melibatkan sekelompok massa. Seperti sudah suatu kecenderungan ketika ada kumpulan massa berkumpul, tidak teratur, ketika emosinya tersulut sedikit saja, maka kekerasan akan sulit terhindarkan lagi. Kumpulan massa diidentikan dengan kerusuhan.
‘Hipnotis Massa’ Seperti yang diungkapkan Sidis. Ketika individu-individu berbaur dalam massa, ‘pembauran’ akan membuat kita hilang kesadaran. Dalam hal ini kita menyebutnya dengan deindividuasi. Kenapa bisa terjadi hal yang demikian? Aronsonj Menjelaskan, demikian:
Deindividuasi membuat individu hilang rasa tanggung jawab
Deindividuasi membuat individu hilang rasa tanggung jawab
Karena telah membaur dalam kesatuan kelompok, tidak ada lagi ‘aku’ atau ‘kamu’ tetapi menjadi ‘kita’. Dalam kesatuan besar dengan anggota yang banyak, akan terjadi penyebaran tanggung jawab dan bahkan tanggung jawab telah berganti menjadi atas nama massa tersebut. Maka tak heran seseorang berani berbuat ‘konyol’ dalam massa demonstrasi, karena nama si A, si B, si C tidak akan pernah diangkat, yang ada hanya ‘para demonstran’.
Deindividuasi Menambah kepatuhan pada norma kelompok
Deindividuasi Menambah kepatuhan pada norma kelompok
Pembauran yang terjadi sudah meningkat dari contagnion (penularan), menjadi conformity, dan kemungkinan akan meningkat lagi menjadi suatu kepatuhan (obedience) terhadap norma dalam kelompok tersebut.
Maka tak heran aparat polisi begitu ketat mengatur perizinan mengenai demonstrasi, acara besar, dan kegiatan lain yang melibatkan banyak massa; karena ‘prepare for the worst’ terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar